29 Mei 1989 adalah hari dilahirkannya aku dari rahim ibuku. Selama 9 bulan ibu mengandung dengan penuh kesabaran, berjuang melawan rasa sakit ketika melahirkan aku. Mengesampingkan waktu istirahatnya untuk menyusui, juga merawat ketika aku sehat apalagi saat sakit, dan banyak lagi hal lainnya yang mustahil dapat aku hitung dan kita balas seluruh pengorbanannya. Ibu selalu berjuang untuk anak dan keluargaku. Alangkah mulianya seorang Ibu di mataku.
Ibuku adalah hidupku, tanpa ibu aku mungkin menjadi orang yang tidak punya aturan, Ibu mengajarkanku bagaimana cara bersopan santun yang baik, cara hormat kepada orang lain. Semua yang diajarkannya selalu baik walaupun kadang-kadang aku tidak sependapat oleh nasehatnya.
21 tahun sudah aku menjalani hari-hariku bersama ibu. Ibu adalah orang yang paling mengerti aku. Di saat aku sedang sedih, ibu selalu ada di sampingku dan disaat senangpun ibu selalu ada untukku. Mengerti dan berusaha untuk jadi lebih berharga buat ibu adalah hal yang sulit untukku. Kesalahan-kesalahan yang aku perbuat oleh ibu mungkin banyak. Tapi ibu selalu memaafkan kesalahan aku dengan ikhlas.
Kasih sayangmu tak terhingga untukku. Ibu juga bisa menjadi bapak untukku. Aku tidak rela jika ada yang menyakiti hati ibuku. Akan aku jaga hatinya supaya dia selalu senang dalam hidupnya karena kebahagiaan ibuku adalah kebahagiaan aku juga. Tetesan air mata ibu adalah kesedihan untukku. Hanya untuknyalah aku membagi kebahagiaanku.
22 Desember 2009….
Pagi ini tepatnya di dapur dengan meminum segelas teh buatan ibuku, tiba-tiba ibuku datang....
Aku : “ Selamat Hari Ibu “ .
Ibu : “ Terima kasih ya Nan”. “Ibu mau dikasih apa neh?”
Aku : “Aku gak bisa kasih apa-apa bu”.
Ibu : “Ya udah kasih ibu ciumanmu nak..”.
Aku terbangun dari tempat duduk dan langsung memberi ciumanku untuk ibu. Senangnya pagi tadi dan rasanya hati ini lega karena sudah memberi ucapan itu. Walaupun hanya ucapan dan ciuman, aku tahu dan yakin kalau hati ibu juga senang. Tapi aku lupa untuk memeluk ibuku.
Sabtu depan tepatnya tanggal 26 Desember, ibu berulang tahun. Tapi aku tidak bisa memberikannya hadiah yang special. Aku hanya bisa memberikan do’a di setiap ibadahku. Karena doaku adalah hadiah yang paling mulia untuknya.
0 komentar:
Posting Komentar